PERCEPATAN AFIRMASI POSITIF DALAM GELOMBANG ALFA DENGAN MUSIK RELAKSASI GUNA MENSTIMULASI HORMON OKSITOSIN DALAM PROSES PENGELUARAN ASI

by - Agustus 10, 2017

Hasil gambar untuk ibu menyusui relaksasi musik
Artikel Penyegar yang dimuat pada BIMABI Volume 4 No.1 | Januari-Juni 2016

Disusun oleh : Tesha Rosyida Nur Agustina, Fanisa Mutiara Apriliani. Program Studi D III, Akademi Kebidanan, Yogyakarta


Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI.[1] Akan tetapi, proses menyusui bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak keluhan yang dirasakan ibu menyusui, salah satunya adalah ibu merasa cemas dan khawatir bahwa ASI nya tidak bisa keluar dan tidak mencukupi kebutuhan bayi sehingga menimbulkan stres pada ibu terutama pada ibu pasca salin yang akan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Kelelahan, perasaan stres, takut, dan cemas setelah melahirkan yang dirasakan oleh seorang ibu dapat menyebabkan hormon oksitosin yang berfungsi dalam proses kelancaran aliran ASI terhambat produksinya.[2]
Hormon oksitosin berperan pada refleks pengeluaran ASI (let down refleks) yang akan mengerutkan sel-sel otot disekitar kelenjar payudara sehingga ASI terperas keluar. Walaupun produksi ASI cukup banyak, apabila refleks ini tidak bekerja maka bayi tidak akan mendapatkan ASI yang memadai.[3] Sehingga, perlu dilakukan manjemen stres pada ibu agar ibu berada pada kondisi yang nyaman dan percaya diri akan ASI yang akan dikeluarkan. 
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu ibu dalam merangsang pengeluaran ASI secara alamiah. Salah satu caranya yaitu dengan afirmasi postif yang dilakukan ketika ibu dalam kondisi rileks dan berada pada gelombang otak Alfa. Kondisi rileks ini dapat diperoleh melalui musik relaksasi. Terapi musik ini merupakan salah satu teknik distraksi yang efektif dan dipercaya dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri.[4] 
Hasil gambar untuk musik relaksasi
Musik memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks, berstruktur, dan universal. Perlu diingat bahwa banyak dari proses dalam hidup kita selalu berirama. Sebagai contoh, nafas kita, detak jantung, dan pulsasi semuanya berulang dan berirama. Relaksasi yang dalam dan teratur membuat sistem endokrin, aliran darah, persyarafan dan sistem lain di dalam tubuh anda akan berfungsi lebih baik.[5] 
Menjaga sikap positif sangatlah penting seperti merasa tenang dan rileks selama menyusui, karena ketika ibu merasa rileks, maka akan merangsang hormon di dalam tubuh, yaitu hormon endorfin atau hormon kebahagiaan. 
Salah satu fungsi dari hormon endorfin adalah bisa membantu tubuh untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon prolaktin adalah hormon utama dalam proses produksi ASI. Selain hormon prolaktin, terdapat hormon oksitosin yang dihasilkan oleh hipofisis posterior dimana hormon ini berfungsi untuk pengeluaran ASI atau pada saat LDR (let down reflex). 
Refleks pengeluaran ASI lebih rumit dibandingkan refleks pembentukan ASI. Pikiran maupun perasaan ibu akan sangat memengaruhi refleks ini. Dengan melihat bayinya, memikirkan bayi dengan perasaan penuh kasih sayang, mendengar tangisan bayi, mencium bayi dan perasaan ibu yang tenang serta bahagia. Semua ini dapat meningkatkan refleks pengeluaran ASI. Sebaliknya, stres merupakan hal yang dapat menghambat refleks oksitosin. Perasaan negatif, kesakitan, khawatir, ragu-ragu, kecewa dan stres dalam keadaan darurat akan menghambat refleks oksitosin dan juga mengakibatkan pancaran ASI-nya 26 berhenti. Opiate dan endorfin B yang dilepaskan saat seseorang dalam tekanan (stres) akan menghambat pelepasan oksitosin.[3] 
Fungsi lain dari hormon endorfin bisa memicu aktivasi gelombang alfa yang ada dalam otak. Gelombang alfa adalah jenis gelombang otak yang ada ketika dalam kondisi rileks dan nyaman.[7] Kondisi ini adalah kondisi yang tepat untuk memberikan afirmasi positif kepada ibu. Karena gelombang alfa adalah penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar manusia. Pikiran bawah sadar yaitu pikiran yang tidak selalu bersifat tidak sadar. Sebaliknya, pikiran bawah sadar sebenarnya sangat sadar dan responsif terhadap setiap kejadian. Pikiran bawah sadar dikatakan tidak sadar dalam pengertian bahwa pikiran sadar tidak sadar akan keberadaan, kegiatan atau operasi, upaya komunikasi dan pengaruh pikiran bawah sadar terhadap pikiran, persepsi, dan perilaku. Pikiran bawah sadar diberi nama demikian karena (pikiran sadar) kita tidak sadar akan keberadaan pikiran ini. Saat dua orang berinteraksi, pikiran bawah sadar mereka saling sibuk mengamati kegiatan bawah sadar lawan bicaranya, tanpa pikiran sadar mereka tahu apa yang sedang terjadi.[8] 
Komunikasi bawah sadar mempunyai efek pengaruh yang sama kuat, bahkan bisa lebih kuat daripada pengaruh komunikasi dengan pikiran sadar. Sehingga sangat efektif apabila pada kondisi ini dilakukan afirmasi positif guna menyakinkan ibu tentang kecukupan ASI nya sehingga ibu tidak lagi cemas. Afirmasi ini akan lebih efektif apabila dengan bantuan suami dan dukungan dari orang-orang terdekat si ibu. Suami dapat mensugestikan kata-kata positif untuk meyakinkan ibu, contohnya yaitu, “Ibu, Ayah percaya bahwa ASI ibu akan cukup untuk kebutuhan nutrisi anak kita. Ayah akan selalu mendampingi ibu disini”. Selain itu, sang ayah juga dapat memberikan sentuhan guna merangsang hormon endorfin pada ibu, sehingga ibu lebih merasa nyaman, rileks dan percaya diri. 
Musik relaksasi dapat membantu proses pengeluaran hormon endorfin yang akan memberikan rasa nyaman dan rileks pada ibu. Dalam keadaan ini gelombang alfa akan bekerja karena ibu berada dalam zona sangat nyaman sehingga akan mulai berpindah dari alam sadar ke alam bawah sadar.Saat ini ibu maupun suami dapat mengucapkan afirmasi positif untuk membangun kepercayaan diri ibu dan mengurangi rasa stresnya.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Rosalia, R. 2012. Pengaruh senam yoga terhadap peningkatan produksi asi pada ibu yang menyusui di wilayah kerja puskesmas nanggalo padang tahun 2012. Padang: Universitas Andalas.
  2. Budiarti, V & Nurhidayati, A. 2012. Pemanfaatan zat laktagogum pada daun tapak liman (elephantopus scaber l.) Sebagai alternati memperlancar hormon oksitosin dalam pengeluaran asi eksklusif. Bimabi vol 1 no.3. 
  3. “Ibu Stress, Asi Terhenti”. 2012. 25 Oktober 2015. < Http://anakku.net>.
  4. Potter, p.a., & Perry, a.g. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan (pp.1507, 1529-1532). Jakarta: EGC.
  5. Universitas Diponegoro. 2014. 26 Okt o b e r 2 0 1 5 . < H t t p : / / eprints.undip.ac.id/43162/1/14._bab_1 .pdf>.
  6. Lawrence ra, lawrence rm. Breasfeeding. A guide for the medical profession. Edisi ke-6. Philadelphia; mosby,2011
  7. “ Mengakses Alpha Theta dalam Satu Menit”. Quantum Mind Technology Center. 2012. 25 Oktober 2015.
  8. “ Gelombang Alpha dapat Meningkatkan Kreatifitas”. Quantum Mind Technology Center. 2012. 25 Oktober 2 0 1 5 . < h t t p : / / w w w . n a q s d n a . c o m / 2 0 1 2 / 0 5 / g e l o m b a n g - a l p h a - d a p a t - meningkatkan-kreativitas.html>.

You May Also Like

0 komentar