Artikel Penyegar yang dimuat pada BIMABI Volume 4 No.1 | Januari-Juni 2016
Disusun oleh : Tesha Rosyida Nur Agustina, Fanisa Mutiara Apriliani. Program Studi D III, Akademi Kebidanan, Yogyakarta
Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI.[1] Akan tetapi, proses menyusui bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak keluhan yang dirasakan ibu menyusui, salah satunya adalah ibu merasa cemas dan khawatir bahwa ASI nya tidak bisa keluar dan tidak mencukupi kebutuhan bayi sehingga menimbulkan stres pada ibu terutama pada ibu pasca salin yang akan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Kelelahan, perasaan stres, takut, dan cemas setelah melahirkan yang dirasakan oleh seorang ibu dapat menyebabkan hormon oksitosin yang berfungsi dalam proses kelancaran aliran ASI terhambat produksinya.[2]
Hormon oksitosin berperan pada
refleks pengeluaran ASI (let down refleks)
yang akan mengerutkan sel-sel otot
disekitar kelenjar payudara sehingga ASI
terperas keluar. Walaupun produksi ASI
cukup banyak, apabila refleks ini tidak
bekerja maka bayi tidak akan
mendapatkan ASI yang memadai.[3]
Sehingga, perlu dilakukan manjemen stres
pada ibu agar ibu berada pada kondisi
yang nyaman dan percaya diri akan ASI
yang akan dikeluarkan.
Banyak cara yang bisa dilakukan
untuk membantu ibu dalam merangsang
pengeluaran ASI secara alamiah. Salah
satu caranya yaitu dengan afirmasi postif
yang dilakukan ketika ibu dalam kondisi
rileks dan berada pada gelombang otak
Alfa. Kondisi rileks ini dapat diperoleh melalui
musik relaksasi. Terapi musik ini
merupakan salah satu teknik distraksi yang
efektif dan dipercaya dapat menurunkan
nyeri fisiologis, stres dan kecemasan
dengan mengalihkan perhatian seseorang
dari nyeri.[4]
Musik memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks, berstruktur, dan universal. Perlu diingat bahwa banyak dari proses dalam hidup kita selalu berirama. Sebagai contoh, nafas kita, detak jantung, dan pulsasi semuanya berulang dan berirama. Relaksasi yang dalam dan teratur membuat sistem endokrin, aliran darah, persyarafan dan sistem lain di dalam tubuh anda akan berfungsi lebih baik.[5]
Menjaga sikap positif sangatlah
penting seperti merasa tenang dan rileks
selama menyusui, karena ketika ibu
merasa rileks, maka akan merangsang
hormon di dalam tubuh, yaitu hormon
endorfin atau hormon kebahagiaan.
Salah satu fungsi dari hormon endorfin
adalah bisa membantu tubuh untuk
mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon
prolaktin adalah hormon utama dalam
proses produksi ASI. Selain hormon
prolaktin, terdapat hormon oksitosin yang
dihasilkan oleh hipofisis posterior dimana
hormon ini berfungsi untuk pengeluaran
ASI atau pada saat LDR (let down reflex).
Refleks pengeluaran ASI lebih rumit
dibandingkan refleks pembentukan ASI.
Pikiran maupun perasaan ibu akan sangat
memengaruhi refleks ini. Dengan melihat
bayinya, memikirkan bayi dengan
perasaan penuh kasih sayang,
mendengar tangisan bayi, mencium bayi
dan perasaan ibu yang tenang serta
bahagia. Semua ini dapat meningkatkan
refleks pengeluaran ASI. Sebaliknya,
stres merupakan hal yang dapat
menghambat refleks oksitosin. Perasaan
negatif, kesakitan, khawatir, ragu-ragu,
kecewa dan stres dalam keadaan darurat
akan menghambat refleks oksitosin dan
juga mengakibatkan pancaran ASI-nya
26
berhenti. Opiate dan endorfin B yang
dilepaskan saat seseorang dalam tekanan
(stres) akan menghambat pelepasan
oksitosin.[3]
Fungsi lain dari hormon endorfin
bisa memicu aktivasi gelombang alfa yang
ada dalam otak. Gelombang alfa adalah
jenis gelombang otak yang ada ketika
dalam kondisi rileks dan nyaman.[7] Kondisi
ini adalah kondisi yang tepat untuk memberikan
afirmasi positif kepada ibu. Karena
gelombang alfa adalah penghubung antara
pikiran sadar dan bawah sadar manusia.
Pikiran bawah sadar yaitu pikiran yang
tidak selalu bersifat tidak sadar.
Sebaliknya, pikiran bawah sadar
sebenarnya sangat sadar dan responsif
terhadap setiap kejadian. Pikiran bawah
sadar dikatakan tidak sadar dalam
pengertian bahwa pikiran sadar tidak sadar
akan keberadaan, kegiatan atau operasi,
upaya komunikasi dan pengaruh pikiran
bawah sadar terhadap pikiran, persepsi,
dan perilaku. Pikiran bawah sadar diberi
nama demikian karena (pikiran sadar) kita
tidak sadar akan keberadaan pikiran ini.
Saat dua orang berinteraksi, pikiran bawah
sadar mereka saling sibuk mengamati
kegiatan bawah sadar lawan bicaranya,
tanpa pikiran sadar mereka tahu apa yang
sedang terjadi.[8]
Komunikasi bawah sadar
mempunyai efek pengaruh yang sama
kuat, bahkan bisa lebih kuat daripada
pengaruh komunikasi dengan pikiran
sadar. Sehingga sangat efektif apabila
pada kondisi ini dilakukan afirmasi positif
guna menyakinkan ibu tentang kecukupan
ASI nya sehingga ibu tidak lagi cemas.
Afirmasi ini akan lebih efektif apabila
dengan bantuan suami dan dukungan dari
orang-orang terdekat si ibu. Suami dapat
mensugestikan kata-kata positif untuk
meyakinkan ibu, contohnya yaitu, “Ibu,
Ayah percaya bahwa ASI ibu akan cukup
untuk kebutuhan nutrisi anak kita. Ayah
akan selalu mendampingi ibu disini”. Selain
itu, sang ayah juga dapat memberikan
sentuhan guna merangsang hormon
endorfin pada ibu, sehingga ibu lebih
merasa nyaman, rileks dan percaya diri.
Musik relaksasi dapat membantu
proses pengeluaran hormon endorfin
yang akan memberikan rasa nyaman dan
rileks pada ibu. Dalam keadaan ini gelombang
alfa akan bekerja karena ibu berada
dalam zona sangat nyaman sehingga
akan mulai berpindah dari alam sadar ke
alam bawah sadar.Saat ini ibu maupun
suami dapat mengucapkan afirmasi positif
untuk membangun kepercayaan diri ibu
dan mengurangi rasa stresnya.
- Rosalia, R. 2012. Pengaruh senam yoga terhadap peningkatan produksi asi pada ibu yang menyusui di wilayah kerja puskesmas nanggalo padang tahun 2012. Padang: Universitas Andalas.
- Budiarti, V & Nurhidayati, A. 2012. Pemanfaatan zat laktagogum pada daun tapak liman (elephantopus scaber l.) Sebagai alternati memperlancar hormon oksitosin dalam pengeluaran asi eksklusif. Bimabi vol 1 no.3.
- “Ibu Stress, Asi Terhenti”. 2012. 25 Oktober 2015. < Http://anakku.net>.
- Potter, p.a., & Perry, a.g. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan (pp.1507, 1529-1532). Jakarta: EGC.
- Universitas Diponegoro. 2014. 26 Okt o b e r 2 0 1 5 . < H t t p : / / eprints.undip.ac.id/43162/1/14._bab_1 .pdf>.
- Lawrence ra, lawrence rm. Breasfeeding. A guide for the medical profession. Edisi ke-6. Philadelphia; mosby,2011
- “ Mengakses Alpha Theta dalam Satu Menit”. Quantum Mind Technology Center. 2012. 25 Oktober 2015.
- “ Gelombang Alpha dapat Meningkatkan Kreatifitas”. Quantum Mind Technology Center. 2012. 25 Oktober 2 0 1 5 . < h t t p : / / w w w . n a q s d n a . c o m / 2 0 1 2 / 0 5 / g e l o m b a n g - a l p h a - d a p a t - meningkatkan-kreativitas.html>.